Mangrove: 9 hal yang perlu diketahui tentang tanaman resisten ini
oleh Melati Kaye pada 9 Agustus 2016
Ada lusinan spesies bakau yang berbeda, dan semuanya memiliki toleransi terhadap air asin yang sama. Mereka tumbuh di rawa-rawa di daerah tropis atau subtropis di berbagai belahan dunia.
Hutan bakau melindungi pantai dari badai dan menyediakan habitat penting bagi beragam spesies laut.
Selama abad terakhir ini, lebih dari separuh hutan bakau dunia telah hilang. Namun, mereka semakin diakui oleh para konservasionis dan pemerintah sebagai penyerap karbon yang penting, habitat spesies ikan komersial, dan penghalang pelindung dari badai.
1. Setengah hilang, setengah hidup
Menurut Seacology, sebuah LSM konservasi yang berbasis di San-Francisco, hutan bakau pernah menutupi sebagian besar garis pantai tropis dunia, tetapi selama 50 tahun terakhir setengah dari hutan bakau telah hilang. 42% dari sisa 13,7 juta hektar bakau di Asia di Asia – 20% tutupan bakau dunia hanya tumbuh di Indonesia. Selain itu, negara kepulauan ini merupakan rumah bagi sekitar 55 spesies mangrove dunia, yang jumlahnya antara 60 hingga 100 (tergantung siapa yang menghitungnya).
2. Pohon yang kuat
Pohon bakau dan semak belukar ditemukan di rawa-rawa di daerah tropis atau subtropis dan dua kali sehari digenangi air laut. Tanaman bakau dapat bertahan hidup di perairan sekitar 100 kali lebih asin daripada kebanyakan tanaman air tawar. Selain itu, mereka menyediakan habitat bagi berbagai spesies – dari kepiting hingga burung – dan tempat pembibitan bagi banyak spesies ikan, termasuk gurita. Benih berbagai spesies ikan karang menghabiskan beberapa bulan di dalam kayu yang ditusuk oleh gurita cacing laut.
Spesies mangrove berasal dari lebih dari 20 famili tumbuhan. Satu-satunya penyebut umum mereka adalah lingkungan asin, berlendir, dan basah tempat mereka tinggal. Spesies ini telah mengembangkan berbagai metode untuk bertahan hidup. Alasan mengembangkan sistem filter internal untuk mencegah garam dari air laut memasuki sistem root Anda. Ekskretan lainnya yaitu garam yang meresap ke dalam selnya melalui kelenjar garam di daunnya. Selain itu, bakau memiliki akar udara – beberapa tumbuh ke angkasa – yang membantu tanaman menyerap oksigen.
3. Pelindung pantai
Mangrove menawarkan perlindungan terhadap gelombang badai. Misalnya, menurut pengamatan di jurnal ilmiah Science, desa-desa yang tersembunyi di balik hutan bakau di pantai tenggara India muncul tanpa cedera akibat tsunami 2004 yang menghancurkan, sementara desa lainnya benar-benar hancur.
4. Penyerap karbon
Kondisi yang keras dan tergenang air tempat tumbuh bakau mempercepat pertumbuhan pohon dan memperlambat pemecahan bahan organik tanah. Oleh karena itu, hutan bakau merupakan penyerap karbon yang sangat baik. Pada tahun 2015, penelitian yang dilakukan oleh Center for International Forestry Research yang berbasis di Indonesia menunjukkan bahwa hutan mangrove Indo-Pasifik menyerap 6% lebih banyak karbon daripada di kawasan hutan lainnya di wilayah tersebut.
Baca lebih lanjut | Pekerjaan raksasa dari satu-satunya pusat rehabilitasi fauna laut di Ekuador
5. Pilar “Tritunggal Mahakudus”
Bapak Ian Hardy adalah peneliti di University of Portsmouth, Inggris, dan menulis tesis doktoralnya tentang habitat mangrove di Wakatobi, Indonesia bagian timur. Ia menjelaskan, dengan “menstabilkan sedimen halus” yang meluncur di sepanjang tanah, akar bakau berfungsi sebagai penyaring, mencegah habitat lamun dan karang pantai yang rapuh agar tidak tenggelam. Faktanya, tiga habitat – bakau, terumbu karang, dan padang lamun – membentuk apa yang Hendry dan peneliti lain sebut sebagai “trinitas suci” lingkungan laut tropis.
6. Kurangi ruang dengan makanan
Menurut penelitian terbaru tentang penyebab deforestasi bakau, antara tahun 2000 dan 2012, Asia Tenggara kehilangan sekitar 100.000 hektar hutan bakau. Untertio dari deforestasi tersebut terjadi untuk membuka jalan bagi akuakultur, meskipun di daerah tertentu pertanian memainkan peran yang lebih penting. Di Indonesia, budidaya udang merupakan penyebab dari 44% deforestasi mangrove di Indonesia